7 Tahapan Setelah Putus Cinta

Bookmark and Share
Memahami tahapan putus cinta bisa membantu diri melewati rasa sakit supaya bisa move on.

Umumnya, setelah putus hubungan akan ada 7 tahapan yang dilewati seseorang. Supaya bisa lebih nyaman melewati tahapan-tahapan menyakitkan tersebut, coba pahami tahapan-tahapan berikut ini:

Tahapan putus cinta di bawah ini mungkin tidak akan selalu sama di setiap orang, dan tidak ada yang bisa memprediksi akan berapa lama tahapan itu berlangsung di masing-masing orang, tetapi begitu menyadari ada proses melewati tahapan, anggaplah hal tersebut sebagai hal positif.

Tahapan-tahapannya:

1. Syok: "Apa yang baru saja terjadi?"

Kondisi syok adalah bentuk proteksi tubuh untuk menangkal rasa sakit. Saat hubungan cinta berakhir, akan ada perasaan tidak ingin menghadapi apa yang akan datang berikutnya.

Ada perasaan terlalu takut, terlalu kesepian, atau terlalu membingungkan. Sebuah tahapan tak percaya yang bisa berlangsung beberapa detik, minggu, atau bulan, dan rasanya lebih pahit bagi yang diputuskan.

Sebagian orang akan merasa buram dan sulit mengerti apa yang baru saja terjadi (diputuskan), ada pula yang sulit bernapas, ada pula yang merasa sulit tidur di malam harinya.

Saat menjalani tahap ini, disarankan untuk melakukan kegiatan meditatif, seperti berjalan kaki di tempat yang nyaman dan tenang. Jangan panik, karena akan ada saatnya otak bisa mencerna kejadian tersebut setelah syok berkurang.

2. Penyangkalan: "Ini enggak mungkin terjadi"

Penyangkalan adalah bentuk penolakan atas kenyataan dan perasaan yang tersimpan. Apa yang terjadi di tahap ini adalah Anda tidak bisa menerima sakit hati, artinya putus hubungan ini tak mungkin terjadi, menyisakan harapan untuk kembali berhubungan.

Di tahapan ini, umumnya masih ada hubungan-hubungan, seperti telepon, email, melihat laman Facebook si mantan, dan lainnya. Tindakan-tindakan yang normalnya dilakukan saat masih berhubungan masih diupayakan demi menunda rasa sakit hati setelah putus hubungan.

Cobalah untuk mengeluarkan perasaan sakit dan takut ke tulisan atau ke sahabat yang bisa dipercaya. Jangan berupaya untuk meminimalkan situasi menyakitkan tersebut. Berpura-pura putus cinta tidak harus dihadapi hanya akan mengarahkan hati kepada perasaan buntu.

3. Isolasi: "Hanya ingin sendiri"

Begitu keadaan putus hubungan itu sudah mulai menyisip dalam otak, Anda pun akan masuk ke tahap menghadapi perasaan dan menghadapi perubahan dari hubungan.

Di tahap ini umumnya akan mulai terjadi pengulangan-pengulangan memori saat masih bersama si dia, mencoba mencari kesalahan-kesalahan dan penyebab bubarnya hubungan, dan mencoba berpikir apa yang bisa dilakukan untuk diselamatkan saat itu.

Awamnya, orang yang sedang berada di tahap ini tidak bisa berkonsentrasi karena pikirannya buyar. Penarikan diri pun terjadi, tak ingin melakukan apa pun untuk mengabarkan siapa pun, bahkan malas mengecek pesan dari siapa pun. Berdiam diri di kamar terasa lebih nyaman ketimbang bertemu orang lain dan mengakui hubungan telah usai.

Cobalah untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang menyegarkan, seperti mandi teratur, lalu bertemu teman yang bisa membantu mengalihkan perhatian kepada hal-hal positif. Hindari keinginan untuk berendam di dalam pengasihanan diri yang sejujurnya, sangat irasional.

4. Marah: "Saya benci kamu karena menyakiti hati saya"

Di tahap ini, perasaan sedih berubah menjadi marah. Hati pun lebih banyak diisi rasa marah kepada mantan dan bagian kesalahan dia, atau bisa pula kepada kesalahan yang Anda buat.

Memasuki tahapan ini, Anda akan merasa ingin membuang segala hal yang mengingatkan diri kepadanya. Jika rasa marahnya kepada diri sendiri, kebanyakan orang akan banyak bicara kepada diri sendiri, mengulang penyesalan di kepala, dan merasa marah kepada diri.

Cobalah untuk menuangkan semua amarah itu ke dalam tulisan, jangan coba-coba melakukan kegiatan destruktif untuk menghentikan marah itu.

5. Tawar menawar: "Apa yang bisa saya lakukan untuk mendapatkannya kembali?"

Tahapan ini cukup kompleks. Ada saat ingin memenangkan si mantan kembali, ada pula penyesalan diri dan mempertanyakan diri apakah Anda penyebab putus hubungan itu.

Keputusasaan bisa mengambil alih di tahap ini. Ada yang mulai melakukan tindakan-tindakan ekstrem di tahap ini. Ada yang mencoba melakukan hal-hal untuk mengubah diri, contoh; menguruskan badan, mencoba berhenti cemburu, dan sebagainya.

Cobalah untuk untuk menyusun tulisan mengenai apa yang Anda suka dari diri sendiri dan apa yang membuat Anda bahagia di masa depan. Jangan cantumkan keinginan untuk mendapatkan si mantan kembali.

6. Depresi: "Saya tak akan bisa melupakan dia"

Ketika mencapai titik ini, ada perasaan kehilangan yang sangat besar, dan rasanya sungguh luar biasa. Anda mungkin akan tiba di titik yang sangat sedih, bahkan mirip depresi ringan.

Sulit untuk menjalani aktivitas, bahkan mungkin ada rasa sakit di tubuh yang muncul akibat perasaan sedih, putus asa, dan tak berdaya.

Anda bisa menghindari mencapai titik ini dengan selalu mengelilingi diri dengan orang-orang yang positif serta banyak beraktivitas menyenangkan di bawah matahari. Jangan jadi korban pengasihanan diri yang malah merusak kesehatan, seperti makan berlebihan, minum minuman beralkohol, merokok, apalagi menggunakan narkoba.

7. Penerimaan: "Saya mengerti mengapa saya dulu menjalin cinta dengannya, mengapa sekarang tidak, dan saya akan baik-baik saja ke depannya"

Tahap penerimaan membuat segala tahap yang sulit itu sepadan. Anda akan menyadari apa yang telah terjadi dan mulai memikirkan masa depan. Mulai ada rasa kelegaaan dalam diri, dan siap untuk maju.

Rayakan keberhasilan Anda untuk melangkah maju dari rasa sakit akibat putus cinta. Jangan terkejut bila Anda masih ada rasa sedih dari waktu ke waktu. Cobalah untuk terus menginjeksikan perasaan positif dalam diri. 

Sumber : beritasatu

{ 0 komentar... Views All / Send Comment! }

Posting Komentar

Powered By Blogger